Rabu, 23 Januari 2019

Model Kepemimpinan : Menyambut Bebasnya "BTP"



(SGF) Sekarang ini lagi hangat dibahas tentang kebebasan  "BTP"  besok hari yaitu Kamis, 24 Januari 2019. Ada yang berharap begitu beliau keluar langsung diangkat menjadi Menteri, ada pingin dia jadi ketua KPK. Apapun yang direncanakan oleh banyak orang tentang pak BTP, keputusan tetaplah berapa ditangan beliau. Pesan beliau kepada para pendukung adalah agar tidak melakukan penyambutan yang terlalu berlebihan, dikhawatirkan dapat menggangu kenyamana orang lain. 

Presiden Jokowi belum ada memberi respon tentang bebasnya BTP besok, sebagai teman dan sahabatnya, tentulah beliau juga turut berbahagia menyambut bebasnya BTP. Kita tunggu respon dan tanggapan presiden jokowi besok setelah BTP bebas.  

Sedikit review bagi kita Model Kepemimpinan 2 Tokoh  negeri ini. 

1. IR. JOKO WIDODO  (JOKOWI) – PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Jika memandang fisik dan cara berbicaranya bapak yang satu ini, orang terkadang tidak yakin bahwa beliau adalah Presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia ke 7 (tujuh). Cara bicaranya pelan, lambat, sedikit mendayu, dan terkadang cengengesan dengan gaya ketawanya yang unik.
Ketika baru menjabat, banyak kata – kata yang tidak pantas, foto – foto hasil rekayasa, ujaran – ujaran, yang dialamatkan kepada beliau oleh para lawan politiknya. Mereka mengatakan bahwa jokowi bukanlah sosok pemimpin idaman, dia hanyalah seorang tukang kayu dari Surakarta, dia tidak cocok menjadi presiden, dia lemah, kurus, tidak gagah dan berotot seperti lawan politiknya dulu, bahkan ada yang dengan arogannya mengatakan bahwa masa kepemipinannya tidak akan sampai 1 (satu) tahun.
Salah satu kegemaran Jokowi adalah memelihara kodok, katak di kolam. Karena kegemarannya itu, beliau juga dicaci maki, diejek, disebut sebagai presiden kodok, disebut Jokodok, tetapi beliau hanya tersenyum dan tertawa cengegesan, seakan tidak peduli dengan apa yang sedang diperbincangkan orang lain tentang dirinya. Saya secara pribadi mencoba merenungkan, apa sebenarnya dibalik kegemaran beliau memelihara kodok? Mengapa beliau sampai membawa kodoknya ke Istana Negara? Ada apa dengan KODOK?
Saya mencoba me-review  kembali apa yang pernah saya pelajari tentang kodok (katak), tanpa berpikir terlalu lama, saya mengingat kata Metamorfosis. Metamorfosis adalah suatu proses perkembangan biologi pada hewan yang melibatkan perubahan penampilan fisik dan/atau struktur setelah kelahiran atau penetasan. Perubahan fisik itu terjadi akibat pertumbuhan sel dan differensiasi sel yang secara radikal berbeda Dari arti kata tersebut, saya memahami bahwa pak Jokowi menyadari bahwa kehidupan ini tidak terlepas dari sebuah proses, perubahan demi perubahan terjadi dalam hidup ini, walaupun dari segi fisik, beliau, pak Jokowi terlihat biasa saja tetapi di dalam diri beliau sedang berlangsung metamorphosis yang menjadikan beliau luarbiasa dan di luar prediksi semua orang.
Setelah menduduki kursi kepemimpinannya, Jokowi memilih orang – orang yang dapat dipercaya menjadi pendampingnya (menteri) menjalankan pemerintahan. Ternyata, beliau tidak bisa menentukan sesuka hatinya,karena ada partai pendukungnya di pilpres yang minta jatah. Banyak yang kecewa dengan formasi yang telah ditetapkan oleh beliau, terutama masyarakat sumatera utara, Kalimantan, irian jaya (kantong-kantong suara jokowi) tetapi beliau berusaha meyakinkan bahwa waktunya belum tepat untuk melakukan apa yang telah dirancang sebelumnya.
Beliau tidak banyak bicara, tetapi banyak bekerja, berani memangkas semua pengeluaran maupun aturan yang tidak pro rakyat, memecat, mengganti yang tidak kompeten, dan yang luarbiasa adalah ketika beliau mencanangkan pembangunan bermula dari desa, yang mana memiliki arti pembangunan akan dimulai dari daerah dan bukan hanya di pulau jawa saja.
Yang paling menakjubkan menurut saya dalam kepemimpinan Jokowi adalah selalu punya trik jitu untuk memecah ombak yang sedang bergelora, dan triknya itu tak terpikirkan oleh orang – orang biasa. Meskipun pada awalnya tampak meragukan tetapi perlahan namun pasti, apa yang dirancangkan berjalan dengan sangat baik, bahkan diluar perkiraan.
Beliau berperang, tidak dengan menggunakan jurus The art of war tetapi menggunakan jurus the art of Diplomacy, dengan mengunjungi orang – orang yang membencinya, dengan menjanjikan sesuatu kepada orang yang membencinya, agar mendukung programnya, tetapi tetap memiliki prinsip we do it with my way, dengan irama, suara, dan gayanya jokowi, jika tidak mau searah, sesuara, maka silakan ambil jalan lain. Dan sejauh ini, cara itu berhasil.
Beliau memiliki cara sendiri untuk menunjukkan kekuasaannya, beliau menyadari bahwa yang memilih beliau adalah rakyat, bukan partai, bukan anggota legislative, sehingga beliau lebih mendengar apa yang menjadi keluhan masyarakat dengan turun langsung ke lapangan, bukan hanya mendengar laporan dari bawahan. Beliau beranggapan bahwa kehadirannya di lapangan akan memberi efek domino bagi masyarakat dan bagi program yang sedang dijalankan, sehingga tidak ada lagi laporan palsu yang masuk ke meja presiden, melainkan laporan konkrit dan dapat dipertanggungjawabakan kebenarannya.
Keberadaan penasehat yang tepat juga menjadikan Jokowi tak terduga, ide dan gagasannya. Penempatan Luhut Binsar Panjaitan sebagai pembantunya, menjadikan Jokowi luarbiasa, karena jokowi bukan orang militer, maka beliau butuh orang yang paham tentang militer di sampingnya, sehingga jika berbicara tentang ke-militeran, saran dan pandangan Luhut, sebagai orang yang orang yang berpengalaman  dibidangnya sangatlah dibutuhkan.
The art of Diplomacy-nya Jokowi selalu dicaci, diejek oleh sebagian orang, tetapi pada akhirnya mereka dapat melihat, bahwa siapa saja yang berlawanan dengan Jokowi, akan bertekuk lutut dan minta bergabung dalam gerbongnya Jokowi. Bijak dalam melihat situasi, tenang dalam mengambil keputusan, berani bertindak walau ditentang oleh sebagian orang, hormat kepada yang seharusnya memperoleh rasa hormat itu, tunduk pada aturan, serta tetap merakyat


2. BASUKI TJAHAYA PURNAMA (AHOK) – (EX) GUBERNUR DKI JAKARTA
Namanya sudah menjadi perbincangan di kalangan rekan – rekannya semenjak beliau menjadi anggota DPR RI, karena ulahnya yang selalu membuat orang capek, terutama masalah keuangan. Dalam setiap perjalanan dinas, Ahok selalu mengembalikan sisa uang perjalanan dinasnya, sehingga rekan – rekannya yang seperjalanan dengannya merasa kesal, karena mereka biasanya tidak mau mengembalikan sisa uang perjalanan dinas, akibatnya mereka harus buat laporan sisa uang perjalanan dinas. Hal itu membuat rekan – rekannya merasa gerah bila bekerja sama dengan Ahok.
Ahok memiliki motto “Bersih, transparan, professional”, sebagai buktinya, iya selalu memposting laporan keuangan dan gajinya selama berada di DPR RI di laman website – nya.
Ahok juga dikenal dengan ketegasannya, ditambah karena dia adalah seorang Kristen – tionghoa, gaya bicaranya yang apa adanya, ceplas ceplos, dan terkadang juga kelewatan hingga sering menyinggung perasaan orang – orang berperasaan halus.
Dia semakin dikenal ketika dicalonkan menjadi wakil gubernur DKI Jakarta periode 2012 – 2017 mendampingi Jokowi Widodo, memenangi pertarungan itu dan menjabat sebagai wakil gubernur hingga 2014 dan tahun 2015 menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Sejak menjabat di DKI Jakarta, Ahok sering bertentangan dengan pihak legislatif karena cara pandang mereka yang berbeda dalam melihat suatu permasalahan. Ahok sangat ketat dalam hal biaya atau dana, sementara pihak legislatif sangat loyar atau gampangan masalah biaya atau uang, sehingga sangat seringlah terjadi perdebatan panjang yang tak berujung, dan ia pun tidak disukai oleh para legislator di DKI Jakarta, tetapi hal itu tidak menyurutkan niatnya untuk membenahi DKI Jakarta.
Masalah utama Jakarta yang paling sering dikeluhkan adalah masalah banjir, macet, pengangguran. Ahok mencoba mencari cara untuk mengatasai semua itu, yaitu dengan membentuk pasukan. Pasukan Orange, bagian yang menangani pembersihan sampah, pasukan hijau adalah bagian yang mengurusi bagian pertamanan, pasukan biru adalah bagian yang mengurusi masalah saluran air atau banjir. Darimana mereka itu semua? Ahok mencari orang – orang yang pengangguran tetapi memiliki banyak tanggungan, ditambah dari warga yang kena gusur, para peminta – minta. Mereka digaji sebesar UMK Jakarta bahkan lebih. Untuk mengatasai macet, Ahok menggenjot pembangunan jalan, penertiban, pedagang kaki lima, penertiban parkir liar. Ahok mengangkat para preman pasar untuk menjadi petugas penjaga parkir elektronik. Selain itu, Ahok juga memperbanyak bus trans Jakarta dan sejenisnya, menarik bus dan angkutan umum yang telah tua dan tak laik operasi lagi.
Hasilnya, banyak daerah DKI Jakarta yang sudah bebas banjir, banyak daerah Jakarta yang tidak macet lagi, jalanan bersih dari sampah, sungai – sungai tertata rapi, taman bermain semakin banyak dan ramah anak.
Kepemimpinan Ahok, memamg controversial, tetapi disukai banyak orang, terutama orang dengan penghasilan menengah ke bawah. Sebaliknya sangat dibenci oleh mereka yang memikirkan kepentingannya sendiri tanpa memperhatikan penderitaan orang lain.
Ahok menguasai apa yang dia kerjakan, bahkan lebih dari yang diperhitungkan oleh banyak orang, termasuk para lawan politiknya, terlebih lagi, dia takut akan Tuhan.
Ahok keras kepada orang yang keras dan lembut kepada orang kecil. Terbukti, dengan dibukanya kesempatan kepada masyarakat untuk mengadukan, menyampaikan keluhannya kepada Ahok secara langsung di balai kota, sebelum beliau memasuki ruang kerjanya.
Secara pribadi, saya bingung sendiri dengan Ahok, beliau lulusan Magister Manajemen tetapi menguasai apa saja yang ditanyakan kepadanya, baik masalah hukum, teknis pelaksanaan, dan berbagai masalah lainnya. Saya melihat, beliau sepuluh kali lebih pintar dan bijak dibandingkan orang – orang yang selevel dengan beliau.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ANDROID “PERUSAK” MASA DEPAN

Smart People, jagalah anak kita dengan segala kewaspadaan yang kita miliki. Karena existensi kita ditentukan oleh keturunan kita (anak...