Kamis, 31 Januari 2019

LOGIKA SEBAGAI SARANA BERPIKIR ILMIAH




LOGIKA SEBAGAI SARANA BERPIKIR ILMIAH



Logika berasal dari bahasa Latin, dari kata “logos” yang berarti perkataan atau sabda. Logika berasal dari kata Yunani Kuno (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Sebagai Ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin:logica scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.
Ilmu di sini mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan.
Kata logis yang digunakan ini bisa juga diartikan dengan masuk akal. Buah dari berpikir yaitu pengetahuan. Berpikir yaitu suatu proses, proses berpikir ini bisa disebut sebagai bernalar.
Menurut Irving M .Copi dalam Mundiri (2009) Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari tentang asas, aturan, dan prosedur penalaran yang benar. Sebagai sarana berpikir ilmiah, logika mengarahkan manusia untuk berpikir dengan benar sesuai dengan kaidah berpikir yang benar.
Dengan logika dapat dibedakan antara proses berpikir yang benar dan proses berpikir yang salah.
Susanto (2011) mengatakan ada tiga aspek penting dalam memahami logika:
1.      Pengertian, pengertian merupakan tanggapan atau gambaran yang dibentuk oleh akal budi tentang kenyataan yang dipahami, atau merupakan hasil pengetahuan hasil pengetahuan manusia mengenai realitas.
2.      Proposisi atau Pernyataan, adalah rangkaian dari pengertian yang dibentuk oleh akal budi, atau merupakan pernyataan mengenai hubungan yang terdapat di antara dua term.
3.      Penalaran, yaitu suatu proses berpikir yang menghasilkan pengetahuan.
Cecep Sumarna (2008) mengatakan ada dua cara penarikan kesimpulan melalui cara logika yakni Induktif dan Deduktif.
Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap sahih (valid) kalau proses penarikan kesimpulan itu dilakukan menurut cara tertentu, cara penarikan kesimpulan itu disebut logika, di mana logika secara luas dapat didefinisikan sebagai pengkajian untuk berpikir secara sahih.  
Dalam logika, berpikir dipandang dari sudut kelurusan dan ketepatan , karena berpikir lurus dan tepat, merupakan objek formal logika.
Menurut The Liang Gie (1980), logika dapat digolongkan menjadi lima macam yaitu :
1.      Logika makna luas dan sempit.
2.      Logika deduktif dan induktif.
3.      Logika formal dan material.
4.      Logika murni dan terapan.
5.      Logika filsafat dan matematika.
Fuad Ihsan (2010) membagi menjadi 2 macam yaitu :
1.      Logika alamiah
2.      Logika ilmiah.
Pikiran kita dapat bekerja secara spontan, alami dan dapat menyelesaikan fungsinya dengan baik, lebih-lebih dalam hal biasa, sederhana, dan jelas. Dalam menghadapi bahan yang sulit, berliku-liku, dan apabila harus mengadakan pemikiran yang panjang dan sulit, dibutuhkan adanya yang formal, pengertian yang sadar akan hukum-hukum pikiran beserta mekanismenya secara eksplisit. Maksudnya hokum-hukum pikiran beserta mekanisme dapat digunakan secara sadar dalam mengontrol perjalanan pikiran yang sulit dan panjang. 
Kegunaan Logika (Noh Ibrahim Boiliu,2014 hal.47-48)
1) Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
2) Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
3) Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
4) Memaksa dan mendorong orang  untuk berpikir sendiri dengan
Menggunakan asas-asas sistematis.
5) Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan kesalahan berpikir, kekeliruan serta kesesatan.
6) Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
7) Terhindar dari klenik, gugon-tuhon (bahasaJawa)
8) Apabila sudah mampu berpikir rasional, kritis ,lurus, metodis dan analitis sebagaimana tersebut pada butir pertama maka akan meningkatkan citra diri seseorang.

Tanggapan
Logika sebagai sarana berpikir ilmiah adalah suatu anugerah yang miliki oleh setiap manusia dalam menjalankan fungsinya baik sebagai makhluk individu (untuk memikirkan hal-hal yang menyangkut pribadinya), makhluk social (untuk memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan sekitarnya), makhluk roh (untuk memikirkan hal-hal yang berhubungan kehidupan spiritualnya). Kemampuan dalam mengambil keputusan bergantung kepada seberapa besar logika tersebut digunakan secara sadar dan terkontrol.

STATISTIKA SEBAGAI SARANA BERPIKIR ILMIAH
Statistika memberikan cara untuk dapat menarik kesimpulan yang bersifat umum dengan jalan mengamati hanya sebagian dari populasi yang bersangkutan. Statistika mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan yang ditarik itu, pada dasarnya didasarkan pada asas yang sangat sederhana, yakni makin besar contoh yang diambil maka makin tinggi tingkat ketelitian itu dan sebaliknya.
Pada mulanya kata statistic diartikan sebagai kumpulan bahan keterangan (data), baik yang berwujud angka (data kuantitatif) maupun yang tidak berwujud angka (data kualitatif), yang mempunyai arti penting dan kegunaan bagi suatu Negara. Namun pada perkembangan selanjutnya, arti kata statistic hanya dibatasi dengan kumpulan bahan keterangan yang berwujud angka data kuantitatif.
Sudjana (1996), statistika yaitu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data, pengelolaan, atau penganalisaannya dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan penganalisisan yang dilakukan.
Peran statistika dapat digunakan sebagai :
1.      Alat untuk menghitung besarnya anggota sampel yang akan diambil dari populasi.
2.      Alat untuk menguji validitas dan realibilitas instrument.
3.      Teknik untuk menyajikan data, sehingga data lebih komunikatif.
4.      Alat untuk analisis data seperti menguji hipotesis penelitian yang diajukan.
Tanggapan
Statistika sangat membantu kita dalam mengerjakan karya ilmiah yang berhubungan dengan data-data. Dengan adanya statistika, khususnya program statistika (SPSS) penulis karya ilmiah kuantitatif telah tertolong setengah jalan menuju penyelesaian karya ilmiah tersebut.
  
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ANDROID “PERUSAK” MASA DEPAN

Smart People, jagalah anak kita dengan segala kewaspadaan yang kita miliki. Karena existensi kita ditentukan oleh keturunan kita (anak...