Implementasi Manajemen Sumber Daya
Manusia Di Sekolah Tinggi Teologi REAL BATAM
( Analisis Perekrutan dan Pengembangan Profesionalitas
Sumber Daya Manusia di Sekolah Tinggi Teologi REAL Batam)
Tesis
Disusun dan
Diajukan
Sebagai
Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Magister
Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Agama Kristen
Sekolah Tinggi Teologi Real
Batam
Oleh
Mangadar
Nim : 03020215009
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI REAL
B A T A M
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Jan
Husada (2013:51)[1] menyatakan bahwa manajemen
mencakup kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penyumberdayaan (resourcing), memimpin (leading), atau penentu arah (directing), dan pengendalian (controlling) sebuah organisasi atau
upaya untuk meraih suatu sasaran. Jika membaginya berdasarkan bagiannya maka
kita akan mendapati manajemen perencanaan, manajemen pengorganisasian,
manajemen penyumberdayaan, manajemen memimpin, manajemen penentu arah, dan
manajemen pengendalian. Dalam pelaksanaan manajemen tersebut kita dapat melihat
bahwa manajemen penyumberdayaan merupakan salah satu bagian yang harus
dilakukan agar pelaksanaan manajemen berjalan dengan baik. Manajemen
penyumberdayaan atau tepatnya manajemen sumber daya, yang dalam hal ini yang
dibahas adalah manusianya sehingga disebutlah manajemen sumber daya manusia.
Suparno
Eko Wibowo (2015:1) menyatakan bahwa,
“Masalah
manajemen SDM adalah masalah yang cukup kompleks karena ia bukan sekedar
masalah administrasi, hukum, dan perundangan yang terkait, psikologi manusia,
perhitungan kebutuhan, penentuan kompensasi, dan teknik-teknik cara bekerja
yang baik, tetapi keseluruhan ke semua aspek yang disebutkan di atas harus
dipahami dan dikuasai dengan baik dan terpadu, terutama bagi manajer SDM”.[2]
Karena
begitu kompleksnya masalah manajemen sumber daya manusia tersebut, sehingga
dibutuhkan orang – orang yang handal dan trampil dibidangnya guna menangani
bagian tersebut.
Dalam
dunia pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, dimana mahasiswa dididik dan
diajar untuk menjadi manusia yang seutuhnya, sesuai dengan minat, bakat dan
kemampuannya, tentunya membutuhkan sumber daya manusia yang handal juga, agar
lulusannya, dapat bermanfaat dan berkontribusi nyata dalam masyarakat luas.
Guna menghasilkan, bukan hanya output tetapi juga outcome yang handal pada
bidangnya tentulah harus didukung oleh tenaga pendidik atau dosen serta tenaga
kependidikan yang professional. Bagaimana caranya agar perguruan tinggi dapat
memperoleh sumber daya dosen dan tenaga kependidikan yang handal dan
professional? Tentunya dengan melakukan perekrutan dan seleksi yang terukur dan
sesuai standar yang telah ditetapkan oleh perguruan tinggi dengan berpatokan
kepada perundangan dan peraturan yang mengatur tentang standar dosen dan tenaga
kependidikan.
Mohamad Nasir[3],
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, menyatakan bahwa performa
perguruan tinggi Indonesia dinilai dari 4 (empat) komponen utama, yaitu: a)
Kualitas SDM; b) Kualitas Kelembagaan; c) Kualitas Kegiatan Kemahasiswaan;
serta d) Kualitas Penelitian dan Publikasi Ilmiah. Dari empat komponan
tersebut, yang menjadi fokus pertama adalah kualitas sumber daya manusia, yang
memberikan gambaran kepada kita betapa penting manajemen sumber daya manusia
dalam peningkatan mutu dan potensi perguruan tinggi.
Sekolah tinggi teologi REAL Batam,
sebagai salah satu perguruan tinggi agama Kristen swasta yang berada di wilayah
kerja koordinator perguruan tinggi swasta (KOPERTIS) wilayah X (sepuluh),
menarik perhatian bukan hanya masyarakat Batam tetapi juga menarik perhatian
sekolah tinggi teologi di wilayah X bahkan menjadi perhatian bagi sekolah
tinggi teologi se Indonesia. Hal ini disebabkan oleh akreditasi yang diperoleh
sekolah tinggi teologi REAL Batam, yaitu Akreditasi B pada jenjang sarjana
jurusan teologi berdasarkan SK BAN PT No. 403/SK/BAN-PT/Akred/S/X/2014, Akreditasi B pada
jenjang sarjana jurusan pendidikan agama kristen berdasarkan SK BAN PT No. 139/SK/BAN-PT/Akred/S/IV/2015.
Bahkan hanya sekolah tinggi teologi REAL Batam, yang
program pascasarjananya telah terakreditasi. Tidak tanggung-tanggung kedua
program studi yang dibuka telah terakreditasi kedua-duanya. Akreditasi pada
jenjang pascasarjana program studi teologi berdasarkan SK BAN PT No.
0492/SK/BAN-PT/Akred/M/I/2017 dan pascasarjana program studi pendidikan agama
Kristen berdasarkan SK BAN PT No. 2557/SK/BAN-PT/Akred/M/VIII/2017[4].
NO |
NAMA KAMPUS |
PRODI |
JENJANG |
AKREDITAS |
1 |
STT REAL BATAM |
PAK |
S2 |
C |
2 |
STT REAL BATAM |
TEOLOGI |
S2 |
C |
3 |
STT REAL BATAM |
PAK |
S1 |
B |
4 |
STT REAL BATAM |
TEOLOGI |
S1 |
B |
5 |
STT LINTAS BUDAYA |
TEOLOGI |
S1 |
C |
6 |
STT BASOM |
PAK |
S1 |
C |
7 |
STT BASOM |
TEOLOGI |
S1 |
C |
8 |
STT PANTEKOSTA |
TEOLOGI |
S1 |
C |
9 |
STTII BATAM |
TEOLOGI |
S1 |
C |
10 |
STT ARASTAMAR RIAU |
TEOLOGI |
S1 |
C |
TABEL 1.1 Daftar
akreditasi STT di KOPERTIS WILAYAH X ( RIAU, KEPRI,JAMBI,PADANG) data di olah tanggal
08 Nopember 2017 dari www.banpt.or.id
Bahkan jikalau kita memperhatikan
akreditasi sekolah tinggi teologi/alkitab/agama Kristen swasta yang memperoleh
peringkat B sangatlah sedikit yaitu hanya 19 (Sembilan belas) kampus, bahkan
sangat sedikit apabila dibandingkan dengan jumlah sekolah tinggi teologi,
sekolah tinggi alkitab, dan sekolah tinggi agama Kristen yang ada di Indonesia.
Adapun kampus yang memperoleh akreditasi B pada jenjang sarjana adalah sebagai
berikut :
No |
Wilayah |
Nama sekolah |
Jurusan |
1 |
01 |
STT
HKBP |
TEOLOGI |
2 |
01 |
STT
BNKP SUNDERMAN |
TEOLOGI |
STT
BNKP SUNDERMAN |
PAK |
||
3 |
01 |
STTII
MEDAN |
TEOLOGI |
4 |
01 |
STT
ABDI SABDA |
PAK |
5 |
03 |
STT
IKAT JAKARTA |
PAK |
6 |
03 |
STT
BETHEL INDONESIA |
PAK |
03 |
STT
BETHEL INDONESIA |
TEOLOGI |
|
7 |
03 |
STT
APOLOS JAKARTA |
TEOLOGI |
8 |
03 |
STT
RII |
TEOLOGI |
9 |
03 |
STT
REFORM INDONESIA |
TEOLOGI |
10 |
04 |
STT
KHARISMA BANDUNG |
TEOLOGI |
04 |
STT
KHARISMA BANDUNG |
PAK |
|
11 |
04 |
STT
CIPANAS |
TEOLOGI |
12 |
04 |
STT
BANDUNG |
TEOLOGI |
13 |
05 |
STT
NAZARENE INDONESIA |
TEOLOGI |
14 |
06 |
STT
INTHEOS SURAKARTA |
TEOLOGI
|
06 |
STT
INTHEOS SURAKARTA |
PAK |
|
15 |
06 |
STT
KRISTUS ALFA OMEGA |
TEOLOGI |
16 |
07 |
STT
ALETHEIA |
TEOLOGI |
17 |
07 |
STT
SAAT |
TEOLOGI |
18 |
10 |
STT
REAL BATAM |
TEOLOGI |
10 |
STT
REAL BATAM |
PAK |
|
19 |
04 |
STA
TIRANUS BANDUNG |
TEOLOGI |
Table 1.2
Daftar perolehanAkreditasi B Program studi teologi dan PAK se Indonesia pada
jenjang sarjana. Data di olah tanggal 08 Nopember 2017 dari www.banpt.or.id
Pencapaian
tersebut diatas tentunya tidaklah datang secara tiba-tiba, melainkan didahului
oleh usaha dan tindakan yang nyata dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
pada saat mendirikan perguruan tinggi tersebut. Peranan manajemen, dalam hal
ini ketua beserta jajarannya dalam memenuhi standar kecukupan sumber daya
manusia pastilah telah merencanakan, merekrut, menyeleksi, serta menetapkan dan
menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat.
Memperhatikan pencapaian yang telah
diperoleh oleh Sekolah Tinggi Teologi REAL Batam, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Implementasi
Manajemen Sumber Daya Manusia di Sekolah
Tinggi Teologi REAL Batam (Analisis Perekrutan dan Pengembangan Profesionalitas
Sumber Daya Manusia di Sekolah Tinggi Teologi REAL Batam)”.
B. Fokus
Penelitian
Yang
menjadi fokus dalam penelitian ini adalah :
1. Proses
dan pelaksanaan perekrutan dosen dan tenaga kependidikan di Sekolah Tinggi
Teologi Real Batam Batam.
2. Upaya
manajemen Sekolah Tinggi Teologi Real Batam dalam meningkatkan profesionalitas dosen
dan tenaga kependidikan yang dimilikinya..
C. Rumusan
masalah
Dengan merujuk kepada latar belakang
penelitian dan focus penelitian yang telah dipaparkan diatas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana
proses dan pelaksanaan perekrutan serta seleksi sumber daya manusia di Sekolah Tinggi Teologi Real Batam?
2. Bagaimana
upaya dan tindakan manajemen Sekolah Tinggi Teologi Real Batam dalam mengembangkan
profesionalitas sumber daya manusia yang dimilikinya?
3. Faktor
apa sajakah yang menjadi pendukung dan penghambat pelaksanaan perekrutan dan
pengembangan profesionalitas sumber daya manusia di Sekolah Tinggi Teologi Real
Batam?
D. Tujuan
Penelitian
Adapun
yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk
mengetahui langkah – langkah pelaksaan perekrutan dan seleksi sumber daya
manusia di Sekolah Tinggi Teologi Real Batam.
2. Untuk
mengetahui upaya dan tindakan manajemen dalam mengembangkan profesionalitas sumber
daya manusia di Sekolah Tinggi Teologi Real Batam.
3. Untuk
mengetahui faktor – faktor pendukung maupun penghambat dalam pelaksanaan perekrutan
maupun pengembangan professional sumber daya manusia di Sekolah Tinggi Teologi
Real Batam.
E. Manfaat
penelitian
Adapun
manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat
teoritis
a. Dengan
dilaksanakannya penelitian ini, peneliti dapat memperoleh pengetahuan dan
pemahaman yang lebih mendalam serta wawasan yang lebih luas mengenai manajemen
sumber daya manusia di perguruan tinggi, khususnya tentang pelaksanaan
perekrutan dan pengembangan profesional sumber daya manusia di Sekolah Tinggi
Teologi Real Batam.
b. Hasil
dari penelitian ini dapat menambahan wawasan dan pengetahun serta dapat juga
digunakan oleh para peneliti selanjutnya sebagai bahan referensi dalam
penelitian manajemen sumber daya manusia perguruan tinggi, guna peningkatan dan
pengembangan pada keilmuan tersebut.
2. Manfaat
praktis
a. Bagi
manajemen perguruan tinggi yang diteliti, penelitian ini diharapkan dapat
menjadi acuan dan pengetahuan tentang apa yang terjadi di lembaga pendidikan
tersebut sekaligus dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam peningkatan
mutu pendidikan lembaga.
b. Bagi
ketua perguruan tinggi, dapat melaksanakan manajerial lembaga pendidikannya
secara professional, melakukan persiapan sumber daya manusia yang dibutuhkan
dengan baik dan selalu mengembangkan sumber daya manusia yang ada dengan
seoptimal mungkin sehingga akan menjadi sumber daya manusia yang handal dan
professional.
c. Bagi
dosen dan tenaga kependidikan, agar mau terus mengembangkan diri dan meningkatkan
kinerja sehingga kedepan menjadi dosen dan tenaga kependidikan yang handal dan
professional.
F. Sistematika
penulisan
Adapun
yang menjadi sistematika dalam penulisan penelitian ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
B. Fokus
Penelitian
C. Perumusan
Masalah
D. Tujuan
Penelitian
E. Manfaat
Penelitian
F. Sistimatika
Penulisan
BAB
II LANDASAN TEORI
A. Literatur
Review (teori-teori)
B. Kerangka
Berfikir Konseptual
BAB III METODOLOGI
PENELITIAN
A. Metode
Penelitian dan Alasan Penggunaaan
B. Tempat
dan Waktu Penelitian
C. Metode
Penelitian
D. Instrumen
Penelitian
E. Prosedur
/ Tekhnik Pengumpulan Data
F. Teknik
Pengolahan dan Analisis Data
G. Pengujian/pemeriksaan
Keabsahan Data
BAB
IV TEMUAN
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi
Data Penelitian
B. Temuan
Penelitian
C. Pembahasan
Temuan dan Aplikasi Penelitian
BAB V KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR
SINGKATAN
DAFTAR
PUSTAKA (BIBLIOGRAFI)
DAFTAR
LAMPIRAN
BAB
II
LANDASAN
TEORI
Sebelum
masuk pada pembahasan yang lebih mendalam dibawah ini akan disajikan pengertian
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia[5]:
Pengertian
Analisis:
1. Penyelidikan
terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui
keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya);
2. Penguraian
atas suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri
serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang yang tepat dan
pemahaman arti keseluruhan;
3. Penyelidikan
kimia dengan menguraikan sesuatu untuk mengetahui zat bagiannya, dan
sebagainya;
4. Penjabaran
sesudah dikaji sebaik-baiknya;
5. Pemecahan
persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya.
Pengertian
analisis data adalah penelaahan dan penguraian data hingga menghasilkan
simpulan.
Pengertian
Analisis induktif adalah penetapan kebenaran suatu hal atau perumusan umum
mengenai suatu gejala dengan cara mempelajari kasus atas kejadian khusus yang
berhubungan dengan hal itu.
Pengertian
perekrutan adalah proses, cara, perbuatan merekrut. Merekrut adalah mendaftarkan
(memasukkan) calon anggota baru.
Pengertian
pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan. Mengembangkan adalah
menjadikan maju (baik, sempurna, dan sebagainya).
Pengertian
Profesionalitas adalah kemampuan untuk bertindak secara professional.
Pengertian
sumber daya manusia adalah potensi manusia yang dapat dikembangkan untuk proses
produksi.
Pengertian
Manajemen adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan.
Pengertian
manajemen personalia adalah manajemen yang menyangkut pengerahan dan seleksi karyawan,
uraian tugas, pendidikan, pelatihan, dan pengembangannya.
Pengertian
Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan formal setelah pendidikan menengah.
Pengertian
Perguruan tinggi adalah tempat pendidikan dan pengajaran tingkat tinggi.
A.
Manajemen
Sumber Daya manusia
Berbagai
istilah yang digunakan untuk memperjelas pengertian manajemen sumber daya
manusia (MSDM) antara lain :
-
Manajemen Sumber daya
manusia
-
Manajemen sumber daya insani
-
Manajemen personalia
-
Manajemen kepegawaian
-
Manajemen perburuhan
-
Manajemen tenaga kerja
-
Administrasi personalia
-
Administrasi kepegawaian
-
Hubungan industrial. (Veitzhal Rivai dan Ella Jauvani Sagala,2013:5)[6]
-
1. Pengertian Manajemen Sumber
Daya Manusia (MSDM)
Sebelum kita membahas tentang manajemen sumber daya manusia,
alngkah baiknya apabila kita terlebih dahulu melihat beberapa pengertian
tentang manajemen itu sendiri. Pengertian
manajemen menurut Michael Amstrong (2009:3) adalah Management is the process of deciding what to do and then getting it
done through the effective use of resources. (Manajemen adalah sebuah
proses penentuan apa yang akan dilakukan dan menyelesaikannya melalui pengunaan
sumber daya yang efektif).[7]
Sapre (2002) dalam Husaini Usman (2014:6) menyatakan bahwa
manajemen adalah serangkaian kegiatan yang diarahkan langsung untuk penggunaan
sumber daya organisasi secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan
organisasi. Husaini Usman (2014:6) menyatakan bahwa manajemen dalam arti luas
adalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan (P3) sumber daya organisasi
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.[8]
T. Hani Handoko (2012:10) menyatakan bahwa manajemen dapat
didefinisikan sebagai bekerja dengan orang-orang yang menentukan,
menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan
fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan
personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading),
dan pengawasan (controlling).[9]
Van Fleet dan Peterson dalam Wukir (2013:12) mendefinisikan
manajemen sebagai seperangkat kegiatan yang diarahkan untuk menggunakan sumber
daya se-efisien dan se-efektif mungkin dalam mencapai satu atau beberapa
tujuan.
Keitner, masih dalam Wukir (2013:12) menyatakan bahwa manajemen
merupakan proses pemecahan masalah dalam mencapai tujuan organisasi dalam
mencapai tujuan organisasi secara efektif melalui penggunaan sumber daya yang
semakin secara efisien dalam lingkungan yang berubah[10].
Brech, dalam wukir (2013:12) mengartikan manajemen sebagai proses
social yang terdiri dari perencanaan, pengendalian, pengkoordinasian, dan
motivasi.
Wukir (2013:12) berpendapat bahwa manajemen merujuk pada semua
aktivitas yang dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja.
Sulton masyhud (2014:117) mendefinisikan manajemen ke dalam empat
hal yaitu :
1.
Kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam
rangka mencapai tujuan;
2.
Segenap perbuatan menggerakkan sekelompok orang atau mengarahkan
segala fasilitas dalam suatu usaha kerja sama untuk mencapai tujuan;
3.
Bekerja dengan menggunakan / meminjam tangan orang lain untuk
mencapai tujuan tertentu;
4.
Memfasilitasi atau melayani dan menggerakkan orang lain dalam
organisasi agar dapat bekerja secara optimal dalam rangka mencapai tujuan
tujuan bersama secara efektif dan efisien.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen
adalah suatu usaha atau tindakan terencana guna mencapai tujuan dengan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
Jika dihubungkan atau dikaitkan dengan pendidikan tinggi, maka pengertian
manajemen dalam pendidikan tinggi adalah suatu usaha dan tindakan terencana
(misi) perguruan tinggi dalam mencapai tujuan (visi) dengan menggunakan sumber
daya yang ada secara efektif dan efisien.
Istilah manajemen dalam manajemen sumber daya manusia mempunyai
arti sebagai kumpulan pengetahuan tentang bagaimana seharusnya memanage (mengelola) sumber daya manusia.( Veitzhal Rivai dan Ella Jauvani
Sagala,2013:1)[11]
Setelah memperoleh pemahaman tentang manajemen, maka selanjutnya
yang dibahas adalah manajemen sumber daya manusia.
Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan
daya fisik yang dimiliki individu.(Priyono dan Marnis 2008:15)[12]
Manajemen
sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang
lingkup karyawan,pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat
menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah
ditentukan.(Taufiqurokhman 2009:66)[13]
Wilson Bangun (2012:6) menyatakan manajemen sumber daya manusia
dapat didefinisikan sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan staf, penggerakan dan pengawasan, terhadap pengadaan, pengembangan,
pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemisahan tenaga kerja
untuk mencapai tujuan organisasi.[14]
Wukir (2013:43) menyatakan bahwa manajemen
sumber daya manusia dapat juga didefinisikan sebagai metode metode manyatukan
dan memelihara para karyawan dalam organisasi sehingga organisasi dapat
mencapai tujuan dan memenuhi sasaran yang telah ditetapkan.[15]
Malayu S.P
Hasibuan (2014 :10) MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan
tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan,
karyawan dan masyarakat.[16]
Menurut
Dian Wijayanto (2012:249), manajemen SDM merupakan fungsi manajemen yang
terkait dalam pengelolaan rekrutmen, penempatan, pelatihan dan pengembangan
SDM.[17]
John B
Miner dan Mary Green Miner dalam Malayu S.P Hasibuan (2014:11) mengatakan
bahwa:
“Personnel management may be
defined as the process of developing, applying and evaluating policies,
procedures, methods, and programs relating to the individual in the
organization”. (Manajemen personalia didefinisikan sebagai suatu proses
pengembangan, menerapkan, dan menilai kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur,
metode-metode, dan program-program yang berhubungan dengan individu karyawan
dalam organisasi).[18]
R. Wayne
Mondy (2016:4) menyatakan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah
pemanfaatan sejumlah individu untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.[19]
Jika
dikaitkan dengan dunia pendidikan atau sekolah, Sulthon Masyhud (2014:150)
menyatakan:
Manajemen personalia pendidikan adalah
segenap proses penyiapan, penataan, pembinaan, pengembangan, evaluasi sampai
dengan pemutusan hubungan kerja dengan seluruh tenaga kependidikan di sekolah
secara efektif dan efisien sehingga dapat menunjang kelancaran proses belajar
mengajar di sekolah.[20]
Dalam
pendidikan, Yety Heryati dan Mumuh Muhsin (2014:58) menyatakan bahwa MSDM
pendidikan adalah proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup siswa,
karyawan, pegawai, buruh, manajer, dan tenaga kerja lainnya dalam bidang
pendidikan untuk menunjang aktivitas pendidikan demi mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.[21]
Berdasarkan
beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen sumber
daya manusia adalah pemanfaatan atau penggunaan setiap individu yang ada dalam
suatu organisasi secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Fungsi Manajemen Sumber Daya
Manusia
Husein Umar
(2000:3) mengatakan bahwa:
“Adalah tugas MSDM untuk mengelola unsure manusia secara baik agar
diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya. Dengan demikian kita dapat
mengelompokkan tugas MSDM atas tiga fungsi, yaitu fungsi manajerial:
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian; fungsi
operasional: pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian,
pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja; fungsi ketiga adalah kedudukan MSDM
dalam pencapaian tujuan organisasi perusahaan secara terpadu”.[22]
Sedangkan
priyono dan marnis (2008:6-8) mengatakan fungsi-fungsi manajemen sumber daya
manusia adalah:
A.
Perencanaan
untuk kebutuhan SDM
Fungsi perencanaan kebutuhan SDM setidaknya meliputi dua kegiatan
utama, yaitu:
1.
Perencanaan
dan peramalan permintaan tenaga kerja organisasi baik dalam jangka pendek
maupun panjang;
2.
Analisis
jabatan dalam organisasi untuk menentukan tugas, tujuan, keahlian, pengetahuan
dan kemampuan yang dibutuhkan.
B.
Staffing
sesuai dengan kebutuhan organisasi
Setelah kebutuhan SDM ditentukan, langkah selanjutnya adalah mengisi
formasi yang tersedia. Dalam tahapan pengisian staf ini terdapat dua kegiatan
yang diperlukan, yaitu:
1.
Penarikan
(rekrutmen) calon atau pelamar pekerjaan;
2.
Pemilihan
(seleksi) para calon atau pelamar yang dinilai paling memenuhi syarat.
C.
Penilaian kinerja
Kegiatan ini dilakukan setelah
calon atau pelamar dipekerjakan dalam kegiatan organisasi. Organisasi
menentukan bagaimana sebaiknya bekerja dan kemudian memberi penghargaan atas
kinerja yang dicapainya. Sebaliknya organisasi juga harus menganalisis jika
terjadi kinerja negatif dimana pekerja tidak dapat mencapai standar kinerja
yang ditetapkan. Dalam penilaian kinerja ini dilakukan dua kegiatan utama,
yaitu:
1.
Penilaian dan pengevaluasian perilaku pekerja;
2.
Analisis dan pemberian motivasi perilaku pekerja.
D.
Perbaikan kualitas pekerja dan lingkungan kerja
Saat ini pusat perhatian MSDM
mengarah pada tiga kegiatan strategis, yaitu:
1.
Menentukan, merancang dan mengimplementasikan program pelatihan
dan pengembangan SDM guna meningkatkan kemampuan dan kinerja karyawan;
2.
Memperbaiki kualitas lingkungan kerja, khususnya melalui kualitas
kehidupan kerja dan programprogram perbaikan produktifitas;
3.
Memperbaiki kondisi fisik kerja guna memaksimalkan kesehatan dan
keselamatan pekerja.
E.
Pencapaian efektifitas hubungan kerja
Setelah tenaga kerja yang
dibutuhkan dapat terisi, organisasi kemudian mempekerjakannya, memberi gaji dan
memberi kondisi yang akan membuatnya merasa tertarik dan nyaman bekerja. Untuk
itu organisasi juga harus membuat standar bagaimana hubungan kerja yang efektif
dapat diwujudkan. Dalam hal ini terdapat tiga kegiatan utama, yaitu:
1.
Mengakui dan menaruh rasa
hormat (respek) terhadap hak-hak pekerja;
2.
Melakukan tawar-menawar (bargaining) dan menetapkan
prosedur bagaimana keluhan pekerja disampaikan;
3.
Melakukan penelitian tentang kegiatan-kegiatan MSDM.[23]
Taufiqurokhman
(2009:43) mengatakan bahwa fungsi manajemen SDM hampir sama dengan fungsi
manajemen umum, yaitu :
Fungsi Manajerial yang Meliputi :
a. Perencanaan (planning)
b. Pengorganisasian (organizing)
c. Pengarahan (directing)
d. Pengendalian (controlling)
Fungsi Operasional yang Meliputi :
a. Pengadaan tenaga kerja (SDM)
b. Pengembangan
c. Kompensasi
d. Pengintegrasian
e. Pemeliharaan
f.
Pemutusan hubungan kerja
Malayu S.P Hasibuan (2014:21) mengatakan
bahwa fungsi manajemen sumber daya manusia meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan,
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian.
Veitzhal Rivai
dan Ella Jauvani Sagala (2013:13) menyatakan bahwa fungsi operasional dari
manajemen sumber daya manusia adalah Pengadaan tenaga kerja, pengembangan,
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemtusuan hubungan kerja.[24]
R. wayne Mondy (2016:4) menyatakan bahwa
fungsi manajemen sumber daya manusia adalah penyediaan staf, pengembangan
sumber daya manusia, kompensasi, keselamatan dan kesehatan, serta hubungan
karyawan dan buruh.[25]
Sulthon Masyhud (2014:151) menyatakan bahwa
ruang lingkup kegiatan manajemen personalia pendidikan di sekolah meliputi
hal-hal berikut ini :
a)
Menyiapkan / memilih / memperoleh tenaga /
personil kependidikan yang tepat untuk suatu tugas / pekerjaan tertentu, sesuai
dengan kebutuhan (the right man on the
right place).
b)
Menata personil yang ada secara efektif dan
efisien, termasuk penempatan personil yang sesuai dengan bidang keahliannya.
c)
Menciptakan suasana kerja yang harmonis,
bergairah kerja, aman serta nyaman, sehingga membuat semua personil sekolah
merasa betah atau “kerasan” di sekolah, dan secara emotional memiliki ikatan
yang kuat, baik dengan sesama personil, maupun dengan lembaga.
d)
Mengatur (pengusulan) kenaikan gaji dan
pangkat personil tepat / sesuai pada masanya, termasuk masa bebas tugas /
pension.
e)
Memanajemeni pengembangan karir personil
secara bijaksana, sehingga setiap personil dapat mencapai puncak karir sesuai
dengan kapasitasnya.
f)
Meningkatkan mutu personil dengan mengadakan
penataran / memberikan kesempatan mengikuti penataran atau pendidikan,
khususnya untuk menunjang bidang tugasnya.
g)
Memelihara kesejahteraan personil, baik
material maupun spiritual, seperti insentif, hadiah dan sebagainya yang
kesemuanya dapat meningkatkan motivasi serta prestasi kerja. Di bidang
spiritual, memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk menunaikan ibadahnya
masing-masing serta mengadakan peringatan-peringatan hari besar keagamaan
secara bersama-sama dan penuh toleransi. Ikatan kekeluargaan personil yang
berjiwa gotong royong dan kerukunan yang meningkatkan kesejahteraan lahir dan
batin perlu dibina serta disupport.
h)
Mengadakan evaluasi terhadap prestasi
personil demi peningkatan atau promosi karirnya. Penilaian ini termasuk di
dalamnya penbuatan DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) pegawai yang
dibuat setiap akhir tahun secara bijaksana.
i)
Menata pemutusan hubungan kerja dengan penuh
kebijakan, seperti pension, skorsing, pemecatan dan sebagainya.[26]
Peran
manajemen SDM dalam menjalankan aspek SDM, harus dikelola dengan sehingga
kebijakan dan praktik dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan perusahaan,
yang meliputi kegiatan antara lain ;
-
Melakukan analisis jabatan
(menetapkan karakteristik pekerjaan masing-masing SDM);
-
Merencanakan kebutuhan
tenaga kerja dan merekrut calon pekerja;
-
Menyeleksi calon pekerja;
-
Memberikan pengenalan dan
penempatan pada karyawan baru;
-
Menetapkan upah, gaji, dan
cara memberikan kompensasi;
-
Memberikan insentif dan
kesejateraan;
-
Melakukan evaluasi kinerja;
-
Mengomunikasikan, memberikan
penyuluhan, menegakkan disiplin kerja;
-
Memberikan pendidikan,
pelatihan, dan pengembangan;
-
Membangun komitmen kerja;
-
Memberikan keselamatan
kerja;
-
Memberikan jaminan kesehatan
kerja;
-
Menyelesaikan perselisihan
perburuhan;
-
Menyelesaikan keluhan dan relationship karyawan (Veitzhal Rivai dan Ella Jauvani
Sagala, 2013:15) [27].
Wilson
Bangun (2012:7-12)[28]
menyatakan bahwa fungsi manajemen sumber daya manusia adalah pengadaan sumber
daya manusia, pengembangan sumber daya manusia, pemberian kompensasi,
pengintegrasian, dan pemeliharaan sumber daya manusia. Yang dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Pengadaan
sumber daya manusia
Fungsi ini merupakan
aktivitas manajemen sumber daya manusia dalam memperoleh tenaga kerja sesuai
dengan kebutuhan (jumlah dan mutu) untuk mencapai tujuan organisasi. Penentuan
sumber daya manusia yang dibutuhkan disesuaikan dengan tugas – tugas yang
tertera pada analisi pekerjaan yang suda ditentukan sebelumnya. Pengadaan
tenaga kerja mencakup analisis pekerjaan, perencanaan sumber daya manusia,
rekritmen sumber daya manusia. Dan seleksi serta penempatan sumber daya
manusia.
b. Pengembangan
sumber daya manusia
Pengembangan sumber daya
manusia merupakan proses peningkatan pengetahuan dan keterampilan melalui
pendidikan dan latihan. Pada tahap ini, terdapat dua kegiatan penting sebagai
dasar untuk mengembangkan para anggota organisasi, antara lain, pendidikan dan
pelatihan yang diberikan kepada karyawan, baik untuk karyawan baru maupun
karyawan lama.
c. Pemberian
kompensasi
Kompensasi merupakan imbalan
yang dibayarkan kepada karyawan atas jasa-jasa yang telah mereka sumbangkan
kepada perusahaan. Sistem kompensasi yang baik berarti memberikan
penghargaan-penghargaan yang layak dan adil sebagaimana kontribusi karyawan
atas pekerjaannya.
d. Pengintegrasian
Setelah aktivitas-aktivitas
pengadaan, pengembangan, dan pemberian kompensasi sumber daya manusia
dilakukan, maka muncul masalah baru yang sangat penting diperhatikan yaitu
pengintegrasian. Integrasi berarti mencocokkan keinginan karyawan dan kebutuhan
organisasi. Oleh karena itu diperlukan perasaan dan sikap karyawan dalam
menetapkan kebijakan organisasi. Pengitegrasian mencakup, motivasi kerja,
kepuasan kerja, dan kepemimpinan.
e. Pemeliharaan
sumber daya manusia
Pemeliharaan karyawan
berarti mempertahankan karyawan untuk tetap berada pada organisasi sebagai
anggota yang memiliki loyalitas dan kesetiaan yang tinggi.
3. Tujuan Manajemen Sumber Daya
Manusia
Menurut
Cushway dalam Priyono dan Marnis (2008: 8) tujuan MSDM meliputi ;
a.
Memberi pertimbangan manajemen dalam membuat kebijakan SDM untuk
memastikan bahwa organisasimemiliki pekerja yang bermotivasi dan berkinerja
tinggi, memiliki pekerja yang selalu siap mengatasi perubahan dan memenuhi
kewajiban pemekerjaan secara legal;
b.
Mengimplementasikan dan menjaga semua kebijakan dan prosedur SDM
yang memungkinkan organisasi mampu mencapai tujuannya;
c.
Membantu dalam pengembangan arah keseluruhan organisasi dan
strategi, khususnya yang berkaitan dengan implikasi SDM;
d.
Memberi dukungan dan kondisi yang akan membantu manajer lini
mencapai tujuannya;
e.
Menangani berbagai krisis dan situasi sulit dalam hubungan antar
pekerja untuk meyakinkan bahwa mereka tidak menghambat organisasi dalam
mencapai tujuannya;
f.
Menyediakan media komunikasi antara pekerja dan manajemen
organisasi;
g. Bertindak sebagai pemelihara
standar organisasional dan nilai dalam manajemen SDM.[29]
Veitzhal
Rivai dan Ella Jauvani Sagala (2013:12) meyatakan bahwa tujuan akhir yang ingin
dicapai manajemen SDM pada dasarnya adalah:
-
Peningkatan
efisiensi
-
Peningkatan
efektifitas
-
Peningkatan
produktivitas
-
Rendahnya
tingkat perpindahan pegawai
-
Rendahnya tingkat absensi
-
Tingginya
tingkat kepuasan karyawan
-
Tingginya
kualitas pelayanan
-
Rendahnya
complain dari pelanggan
-
Meningkatnya
bisnis perusahaan.[30]
B.
Rekrutmen
1.
Pengertian
Rekrutmen adalah proses
penarikan sejumlah calon yang berpotensi untuk diseleksi menjadi karyawan pada
posisi tertentu (Dian Wijayanto, 2012:250)[31].
Rekrutmen
merupakan suatu kegiatan untuk mencari sebanyak-banyaknya calon tenaga kerja
yang sesuai dengan lowongan yang tersedia.(Husein Umar,2000:8)[32]
R
Wayne Mondy (2016:132) menyatakan bahwa Perekrutan adalah proses menarik orang
– orang pada waktu yang tepat, dalam jumlah yang cukup, dan dengan persyaratan
layak, uintuk mengisi lowongan dalam organisasi. [33]
Rekrutmen
adalah proses menemukan dan merekrut pekerja baru.(International Labour Office,
2013:32)[34]
Menurut
sentot Imam Wahyono (2015:40) rekrutmen adalah upaya perusahaan dalam mencari
dan memikat para calon karyawan yang mampu untuk melamar sebagai karyawan
sehingga bisa disimpulkan upaya rekrutmen adalah upaya memikat dan memenuhi
kebutuhan tenaga kerja perusahaan.[35]
2.
Tujuan Rekrutmen
Wilson
Bangun (2012:144) menyatakan bahwa secara umum tujuan penarikan tenaga kerja
adalah memenuhi kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan persyaratan yang dituntut
suatu pekerjaan. Secara khusus, tujuan penarikan tenaga kerja, antara lain :
a. Agar
sesuai dengan program dan strategi perusahaan. Sebelum melaksanakan
kegiatannya, perusahaan terlebih dahulu menetapkan program dan strategi,
perusahaan melakukan penarikan tenaga kerja sesuai kebutuhannya.
b. Untuk
menentukan kebutuhan tenaga kerja dalam jangka pendek dan panjang berkaitan
dengan perubahan dalam perusahaan, perencanaan sumber daya manusia, rancangan
pekerjaan dan analisis pekerjaan.
c. Untuk
mendukung kebijaksanaan perusahaan dalam mengelola sumber daya manusia yang
beragam.
d. Membantu
dalam meningkatkan keberhasilan proses pemilihan tenaga kerja dengan mengurangi
calon karyawan yang jelas tidak memenuhi syarat menjadi karyawan.
e. Mengurangi
kemungkinan keluarnya karyawan yang baru bekerja.
f. Sebagai
upaya dalam mengkoordinasikan penarikan dengan program pemilihan dan
pengembangan tenaga kerja.
g. Melakukan
evaluasi efektif tidaknya berbagai teknik yang dilakukan dalam penarikan tenaga
kerja.
h. Memenuhi
kegiatan perusahaan untuk mendukung program pemerintah dalam hal mengurangi
tingkat pengangguran.[36]
3.
Proses
Rekrutmen
Perencanaan
sumber daya manusia merupakan peramalan kebutuhan jumlah tenaga kerja berikut
perkiraan kompetensi yang dibutuhkan dari tenaga kerja yang dibutuhkan serta
perkiraan mengenai pasokan tenaga kerja dengan kualifikasi tertentu yang berada
di pasar tenaga kerja. (ismail Solihin, 2016:105)[37]
4.
Kendala
– kendala dalam Proses Rekrutmen
Sondang P Siagian(
2014:103-104), mengatakan bahwa:
“Berbagai
penelitian dan pengalaman banyak orang dalam hal rekrutmen menunjukkan bahwa
kendala yang biasa dihadapi itu dapat mengambil tiga bentuk, yaitu kendala yang
besumber dari organisasi yang bersangkutan sendiri, kebiasaan para pencari
tenaga kerja sendiri dan faktor-faktor eksternal yang bersumber dari lingkungan
di mana organisasi bergerak.”[38]
5.
Metode
Rekrutmen
Metode
– metode perekrutan adalah cara-cara spesifik yang digunakan untuk menarik para
karyawan potensial ke dalam perusahaan.(Mondy,2016:137)[39]
C.
Pengembangan
Sumber Daya Manusia
1. Penger tian Pengembangan Sumber Daya manusia
Menurut
Malayu S.P Hasibuan (2013:69) Pengembangan adalah suatu usaha untuk
meningkatkan kemampuan teknis, teoretis, konseptual, dan moral karyawan sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan / jabatan melalui pendidikan dan latihan.(
Menurut
Stoner J.A., R.E Freeman dan D.R Gilbert Jr (1995) dalam Dian Wijayanto
(2012:257), program pelatihan merupakan proses yang didesain untuk memelihara
dan memperbaiki kinerja pekerjaan saat ini. [40]
R.
Wayne Mondy (2016:211) menyatakan bahwa pengembangan sumber daya manusia adalah
pembelajaran yang melampaui pekerjaan saat ini dan memiliki focus lebih jangka
panjang.[41]
Singodimedjo
(2000) dalam Edy Sutrisno (2014:61-62) mengemukakan pengembangan SDM adalah
proses persiapan individu-individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda
atau lebih tinggi di dalam organisasi, biasanya berkaitan dengan peningkatan
kemampuan intelektual untuk melaksanakan pekerjaan yang lebih baik.
Edy
Sutrisno (2014:62) menyatakan bahwa pengembangan SDM tujuannya untuk
meningkatkan kualitas professional dan ketrampilan para karyawan dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal.[42]
Wilson Bangun(2012:200) menyatakan bahwa pengembangan
sumber daya manusia (human resource
development) adalah proses untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia
dalam membantu tercapainya tujuan organisasi.[43]
2. Manfaat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Menurut
Dian Wijayanto (2012:258),
“Beberapa manfaat program pelatihan dan pengembangan SDm
antara lain adalah peningkatan produktivitas, penurunan kesalahan kerja,
penurunan turnover ( perputaran
karyawan), penurunan waktu atau bebab kerja dalam mensupervisi, perubahan
perilaku,dsb.”
Menurut
Sondang P Siagian (2014:183-185) , pengembangan sumber daya manusia bermanfaat
bagi organisasi dan juga bagi anggota organisasi. Adapun manfaat tersebut
adalah sebagai berikut:
A.
Manfaat bagi organisasi
1.
Peningkatan produktivitas kerja organisasi
sebagai keseluruhan antara lain karena tidak terjadinya pemborosan, karena
kecermatan melaksanakan tugas, tumbuh suburnya kerja sama antara berbagai
satuan kerja yang melaksanakan kegiatan yang berbeda bahkan spesialistik,
meningkatkan tekad mencapai sasaran yang telah ditetapkan serta lancarnya koordinasi
sehingga organisasi bergerak sebagai suatu kesatuan yang bulat dan utuh.
2.
Terwujudnya hubungan yang serasi antara
atasan dan bawahan antara lain karena adanya pendelegasian wewenang, interaksi
yang didasarkan pada sikap dewasa baik secara teknikal maupun intelektual,
saling menghargai dan adanya kesempatan bagi bawahan untuk berpikir dan
bertindak secara inovatif.
3.
Terjadinya proses pengambilan keputusan yang
lebih cepat dan tepat karena melibatkan para pegawai yang bertanggungjawab
menyelenggarakan kegiatan kegiatan operasional dan tidak sekedar diperintahkan
oleh manager.
4.
Meningkatkan semangat kerja bagi seluruh
tenaga kerja dalam organisasi dengan komitmen organisasional yang lebih tinggi.
5.
Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui
penerapan gaya manajerial yang partisipatif.
6.
Menperlancar jalannya komunikasi yang efektif
yang pada gilirannya memperlancar proses perumusan kebijaksanaan organisasi dan
operasionalnya.
7.
Penyelesaian konflik secara fungsional yang
dampaknya adalah tumbur suburnya rasa persatuan dan suasana kekeluargaan di
kalangan para anggota organisasi.
B.
Manfaat bagi Karyawan
1.
Membantu para pegawai membuat keputusan
dengan lebih baik;
2.
Meningkatkan kemampuan para pekerja menyelesaikan
pelbagai masalah yang dihadapinya;
3.
Terjadinya internalisasi dan operasionalisasi
faktor-faktor motivasional;
4.
Timbulnya dorongan dalam diri para pekerja
untuk terus meningkatkan kemampuan kerjanya;
5.
Peningkatan kemamupan pegawai untuk mengatasi
stress, frustasi dan konflik yang pada gilirannya memperbesar rasa percaya pada
diri sendiri;
6.
Tersedianya informasi tentang berbagai
program yang dapat dimanfaatkan oleh para pegawai dalam rangka pertumbuhan
masing-masing secara teknikal dan intelektual;
7.
Meningkatkan kepuasan kerja;
8.
Semakin besarnya pengakuan atas kemampuan
seseorang;
9.
Makin besarnya tekad pekerja untuk lebih
mandiri;
10.
Mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas
baru di masa depan.[44]
R.
Wayne Mondy (2016:211) menyatakan bahwa pengembangan mempersiapkan para
karyawan untuk tetap berjalan dengan perubahan dan pertumbuhan organisasi.[45]
Veithzal
Rivai dan Ella Jauvani Sagala (2013:236) menyatakan bahwa pengembangan SDM juga
merupakan cara yang efektif untuk menghadapi beberapa tantangan, termasuk keusangan
atau ketertinggalan karyawan, diversifikasi tenaga domestic dan internasional.[46]
Luky
Wijayanto (2017:38)[47]
menyatakan pengembangan (development) menyangkut penyiapan kemampuan dan
keahlian individu bagi kepentingan yang bukan hanya terbatas untuk jabatan
sekarang tetapi untuk yang akan datang. Sasaran dari program pengembangan
menyangkut aspek yang lebih luas yaitu peningkatan kemampuan individu untuk
mengantisipasi perubahan yang mungkin terjadi tanpa direncanakan atau perubahan
yang direncanakan.
3. Upaya Pengembangan Sumber
Daya Manusia
Menurut
R. Wayne Mondy (2016:217-219) ada beberapa metode pelatihan dan pengembangan,
yaitu ;
a. Studi
kasus : metode pelatihan dan pengembangan dimana para trainee diharapkan
mempelajari informasi yang diberikan dalam sebuah kasus dan mengambil keputusan
berdasarkan hal tersebut.
b. Pemodelan
perilaku : metode pelatihan dan pengembangan
yang memungkinkan seseorang untuk belajar dengan meniru atau mereplikasi
perilaku orang – orang lainnya untuk menunjukkan kepada para manajer cara
menangani berbagai situasi.
c. Permainan
peran : metode pelatihan dan pengembangan di mana para peserta diminta untuk
merespons permasalahan-permasalahan khusus yang mungkin muncul dalam pekerjaan
mereka dengan meniru situasi-situasi dunia ini.
d. Permainan
bisnis : metode pelatihan dan pengembangan yang memungkinkan para pesewrta
untuk mengambil peran – peran seperti presiden, controller, atau Vice
president, pemasaran dari dua organisasi bayangan atau lebih dan bersaing
satu sama lain dengan memanipulasi faktor – faktor yang dipilih dalam suatu
situasi bisinis tertentu.
e. In-basket
Training : metode pelatihan dan pengembangan dimana para peserta diminta
menyusun prioritas dan kemudian menangani sejumlah dokumen bisnis, pesan
e-mail, memo, laporan, dan pesan telepon yang biasanya melewati meja seorang
manajer.
f. On-The-Job
training : metode pelatihan dan pengembangan informal yang memungkinkan seorang
karyawan untuk mempelajari tugas-tugas dalam pekerjaan dengan mengerjakannya
secara nyata.
g. Rotasi
pekerjaan: metode pelatihan dan pengembangan di mana para karyawan berpindah
dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya untuk memperluas pengalaman mereka.
h. Magang
adalah sebuah metode rekrutmen yang biasanya melibatkan para mahasiswa
perguruan tinggi yang membagi waktu mereka antara mengikuti kuliah dan bekerja
untuk sebuah organisasi.
T. Hani handoko (2012:244) menyatak bahwa ada
2 metode pelatihan dan pengembangan yaitu On the Job dan Off The Job.
Dalam
on the job, metode yang digunakan adalah 1) coaching, dimana atasan memberikan
bimbingan dan pengarahan kepada bawahan dalam pelaksanaan pekerjaan rutin
mereka, 2) Planned progression atau pemindahan karyawan dalam saluran – saluran
yang ditentukan melalui tingkatan – tingkatan organisasi yang berbeda, 3)
rotasi jabatan atau pemindahan karyawan melalui jabatan – jabatan yang
bermacam-macam dan berbeda-beda, 4) penugasan sementara, di mana bawahan
ditempatkan pada posisi manajemen tertentu untuk jangjka waktu yang ditetapkan,
dan 5) system-sistem penilain prestasi formal. Sementara dalam pengembangan off
the job dilakukan dengan 1) program – program pengembangan eksekutif di
universitas-universitas atau lembaga-lembaga pendidikan lainnya, dimana para
manajer berpartisipasi dalam program-program yang dibuka untuk umum melalui
penggunaan analisa kasus, simulasi dan metode-metode pengajaran lainnya, 2)
latihan laboratorium, di mana seseorang belajar menjadi lebih sensitive (peka)
terhadap orang lain, lingkungan dan sebagainya dan 3) pengembangan
organisasi,yang menekankan perubahan, pertumbuhan, dan pengembangan keseluruhan
organisasi.[48]
D.
Sumber
Daya Manusia Pendidikan Tinggi
1. Pengertian Dosen dan Tenaga
Kependidikan
Menurut peraturan pemerintah republik
Indonesia nomor 17 tahun 2010 pasal 1 ayat 28, Dosen adalah pendidik profesional
dan ilmuwan pada perguruan tinggi dengan tugas utama mentransformasikan,
mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Menurut UUSPN No. 20 tahun 2003, Pasal 1 ayat (5) menyebutkan bahwa Tenaga
kependidikan itu adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang peyelenggaraan pendidikan.
pada pasal 39 ayat (1) selanjutnya
menjelaskan bahwa tugas tenaga kependidikan itu adalah melaksanakan
administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk
menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
2. Kualifikasi Dosen
Dalam pasal 45
UU Guru dan Dosen kualifikasi dosen tertulis bahwa Dosen wajib
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani
dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan
tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
Selanjutnya dalam pasal 46 ayat 1-3 UU
Guru dan Dosen kualifikasi dosen adalah
1.
Kualifikasi akademik dosen sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 45 diperoleh melalui pendidikan tinggi program
pascasarjana yang terakreditasi sesuai dengan bidang keahlian.
2.
Dosen memiliki kualifikasi akademik
minimum:
a. lulusan program magister untuk
program diploma atau program sarjana; dan
b. lulusan program doktor untuk
program pascasarjana.
3.
Setiap
orang yang memiliki keahlian dengan prestasi luar biasa dapat diangkat menjadi
dosen.
Sedangkan syarat untuk
memeperoleh sertifikat pendidik adalah
a.
memiliki
pengalaman kerja sebagai pendidik pada perguruan tinggi sekurang-kurangnya 2
(dua) tahun;
b.
memiliki
jabatan akademik sekurang-kurangnya asisten ahli;
c.
lulus
sertifikasi yang dilakukan oleh perguruan tinggi yang menyelenggarakan program
pengadaan tenaga kependidikan pada perguruan tinggi yang ditetapkan oleh
Pemerintah.
Berikut
ini adalah Jenis Pangkat, Jabatan dan Golongan Dosen serta kebutuhan angka kreditnya,
berdasarkan Peraturan MenPAN dan RB No. 16 Tahun 2009.
No |
Jenjang Pangkat |
Golongan |
Jenjang jabatan Dosen |
Jumlah AngkaKredit |
1 |
Penata Muda |
III/a |
Asisten Ahli |
100 |
2 |
Pen. Muda Tk.I |
III/b |
Asisten Ahli |
150 |
3 |
Penata |
III/c |
Lektor |
200 |
4 |
Penata Tk.I |
III/d |
Lektor |
300 |
5 |
Pembina |
IV/a |
Lektor Kepala |
400 |
6 |
Pembina Tk.I |
IV/b |
Lektor Kepala |
550 |
7 |
Pembina Utama Muda |
IV/c |
Lektor Kepala |
700 |
8 |
Pembina Utama Madya |
IV/d |
Guru Besar |
850 |
9 |
Pembina Utama |
IV/e |
Guru Besar |
1050 |
Table
. Jenis Pangkat, Jabatan dan Golongan Dosen serta kebutuhan angka kreditnya,
berdasarkan Peraturan MenPAN dan RB No. 16 Tahun 2009.
3. Standar Tenaga Kependidikan
4. Profesionalitas Dosen dan
Tenaga Kependidikan
Profesionalitas adalah kemampuan untuk
bertindak secara professional. Sedangkan profesionalisme
diartikan sebagai sesuatu yang memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankan,
dengan kata lain profesionalisme yaitu serangkaian keahlian yang mensyaratkan
untuk melakukan suatu pekerjaan yang dilakukan secara efisien dan efektif
dengan tingkat keahlian yang tinggi dalam rangka untuk mencapai tujuan
pekerjaan yang maksimal.[49]
Menurut Tantri
Abeng (1997) dalam Resi permana sari,dkk (2014:160)[50] istilah profesional memiliki aspek tertentu
yang menyangkut masalah ilmu pengetahuan (knowledge),
aspek ketrampilan (skill ), serta
sikap mental (attitude). Lebih lanjut
mengemukakan bahwa aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap mental setara atau
sama pentingnya sebagai pondasi untuk membangun kualitas dan mutu profesional.
5. Pengembangan Profesionalitas
Dosen dan Tenaga Kependidikan
Berkaitan dengan mutu pendidikan di perguruan tinggi, dosen adalah
faktor penting dalam mencetak generasi yang handal baik ditinjau dari segi
penataan di bidang moral, ideologi, dan intelektual serta IPTEK. Peningkatan
kualitas pendidikan tinggi tidaklah mungkin tanpa peningkatan mutu para
dosennya.Dosen sebagai tenaga profesional harus melakukan pengembangan profesi
secara terus–menerus dan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas diri
(Yuliantini, 2013 dalam Gatut Rubiono dan Nurida Finahari, 2017:13)[51]
Sependapat dengan Yulianti, Luky Wijayanti (2017:34) menyatakan Peningkatan
kualitas pendidikan tinggi tidaklah mungkin tanpa peningkatan mutu dari para
dosennya. Pengembangan profesi dosen guna menunjang penyelenggaraan pendidikan
yang berkualitas. Perguruan tinggi sebagai satuan pendidikan yang memiliki
tugas utama yaitu menghasilkan SDM yang berkualitas.[52]
Megarry dan
Dean (1999) dalam Resi permana sari,dkk (2014:160) mengemukakan bahwa guru atau
dosen wajib mengembangkan kemampuan profesionalnya sehingga dapat meningkatkan
kinerja dalam melaksanakan tugas fungsionalnya.[53]
Dalam pasal 7 ayat 1 poin h UU No 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, tertulis bahwa dosen memiliki
kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
belajar sepanjang hayat.
Selanjutnya dalam dalam pasal 51 ayat 1 poin d dituliskan bahwa dalam melaksanakan tugas
keprofesionalannya, dosen berhak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan
kompetensi, akses sumber belajar, informasi, sarana dan prasarana pembelajaran,
serta penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Ditambahkan lagi pada pasal 60 poin c bahwa dosen
berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
Pada pasal 69 juga semakin dipertegas bahwa:
1.
Pembinaan dan pengembangan dosen meliputi pembinaan dan
pengembangan profesi dan karier.
2.
Pembinaan dan pengembangan profesi dosen sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
3.
Pembinaan
dan pengembangan profesi dosen dilakukan melalui jabatan fungsional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
4.
Pembinaan
dan pengembangan karier dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi.
Dalam Buku Pedoman Pengelolaan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)(Kemendikbud,2012) dalam
pelaksaaannya kegiatan pengembangan tersebut mencakup tiga hal yaitu:
1. Pengembangan
diri
2. Publikasi
ilmiah
3. Karya
inovatif
Sulthon
masyhud (2014:282) menyatakan, dalam
pelaksanaannya ke tiga hal tersebut diatas dapat diuraikan sebagai berikut :
a.
Pelaksanaan pengembangan diri
Buku Pedoman Pengelolaan PKB, menegaskan bahwa
pengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme dari
diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
agar mampu melaksanakan tugas pokok dan kewajibannya dalam pembelajaran /
pembimbingan termasuk pelaksanaan tugas-tugas tambahan yang relevan dengan
fungsi sekolah / madrasah.
Kegiatan pegembangan diri yang mencakup diklat fungsional
dan kegiatan kolektif guru tersebut harus mengutamakan kebutuhan guru untuk
pencapaian standar dan atau peningkatan kompetensi profesi khususnya berkaitan
dengan melaksanakan layanan pembelajaran. Kebutuhan tersebut mencakup antara
lain (1)kompetensi penyusunan RPP, program kerja, perencanaan pendidikan,
evaluasi, dll; (2) penguasaan materi dan kurikulum; (3) penguasaan metode
mengajar; (4) kompetensi melakukan evaluasi peserta didik dan pembelajaran; (5)
penguasaan teknologi informatika dan komputer (TIK); kompetensi inovasi dalam
pembelajaran dan sistem pendidikan di indonesia,dsb; (7) kompetensi menghadapi
tuntutan teori terkini; dan (8) kompetensi lain yang terkait dengan tugas –
tugas tambahan atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah / madrasah.
b.
Pelaksanaan publikasi ilmiah
Publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah
dipublikasi kepada masyarakat sebagai bentuk kontribusi guru terhadap
peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia
pendidikan secara umum. Publikasi ilmiah mencakup 3 kelopok kegiatan, yaitu;
1.
Presentasi pada forum ilmiah; sebagai pemrasaran / nara
sumber pada seminar, lokakarya ilmiah, koloqium atau diskusi ilmiah;
2.
Publikasi ilmiah hasil penelitian atau gagasan inovatif
pada bidang pendidikan formal. Publikasi ilmiah ini mencakup pembuatan :
a)
Karya tulis berupa laporan hasil penelitian pada bidang
pendidikan di sekolah yang :
-
Diterbitkan / dipublikasikan dalam bentuk buku yang ber
ISBN dan diedarkan secara nasional atau telah lulus dari penilaian ISBN,
-
Diterbitkan / dipublikasikan dalam majalah / jurnal
ilmiah tingkat nasional yang terakreditasi, propinsi, dan tingkat kabupaten/
kota,
-
Diseminarkan di sekolah atau disimpan di perpustakaan.
b)
Tulisan ilmiah populer di bidang pendidikan formal dan
pembelajaran pada satuan pendidikan yang dimuat di:
-
Jurnal tingkat nasional yang terakreditasi;
-
Jurnal tingkat nasional yang tidak terakreditasi /
tingkat provinsi;
-
Jurnal tingkat lokal
3.
Publikasi Buku Teks pelajaran, buku pengayaan dan / atau
pedoman guru. Publikasi ini mencakup pembuatan :
a)
Buku pelajaran per tingkat atau buku pendidikan per judul
yang :
-
Lolos penilaian BNSP
-
Dicetak oleh penerbit dan ber ISBN
-
Dicetak oleh penerbit dan belum ber ISBN
b)
Modul / diktat pembelajaran per semester yang digunakan
di tingkat:
-
Propinsi dengan pengesahan dinas pendidikan propinsi;
-
Kabupaten / kota dengan pengesahan dari dinas pendidikan
kabupaten / kota;
-
Sekolah atau madrasah setempat.
c)
Buku dalam bidang pendidikan dicetak oleh penerbit yang
ber ISBN dan atau tidak ber - ISBN;
d)
Karya hasil terjemahan yang dinyatakan oleh kepala
sekolah / madrasah tiap karya;
e)
Buku pedoman guru.
c.
Pelaksanaan karya inovatif
Karya inovatif adalah karya yang bersifat pengembangan,
modifikasi atau penemuan baru sebagai kontribusi guru terhadap peningkatan
kualitas proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia pendidikan,
sains / teknologi, dan seni. Karya inovatif ini mencakup:
1)
Penemuan tepat guna kategori kompleks dan atau sederhana;
2)
Penemuan / penciptaan atau pengembangan karya seni
kategori kompleks dan / atau sederhana;
3)
Pembuatan atau pemodifikasian alat pelajaran / peraga /
praktikum kategori kompleks dan / atau sederhana;
4)
Penyusunan standar, pedoman, soal, dan sejenisnya pada
tingkat nasional maupun propinsi.
Luky
Wijayanto (2017:39)[54]
menyatakan Keberhasilan suatu kegiatan pengembangan dosen tidak terlepas dari
bagaimana metode yang digunakan dalam merealisasikan program kerja. dalam
menetapkan program kegiatan pengembangan dosen dilakukan beberapa alternatif
yaitu :
a.
Pengembangan
melalui kegiatan penataran dan latihan bagi tenaga edukatif. Misalnya adanya
penataran-penataran terkait berbagai bidang studi.
b.
Pembinaan
melalui kegiatan seminar-seminar dan diskusi ilmiah bagi dosen yang merupakan
sasaran atau wadah yang memberikan kemungkinan bagi dosen untuk mengembangkan
kemampuan.
c.
Mengikutsertakan
dosen dalam program pendidikan S2 dan S3.
Meskipun pemerintah telah
menghimbau bahkan mengharuskan dosen untuk mengembangkan profesionalitasnya,
tetapi tetap saja terdapat kendala. Kendala pengembangan diri salah satunya
terlihat pada rendahnya komitmen dalam diri. Hal ini terlihat dari tingkat turnover
dosen yang cukup tinggi, rendahnya loyalitas dosen terhadap pekerjaan
maupun lembaga, serta rendahnya keinginan dosen untuk mengembangkan karirnya
sebagai dosen (Yulianti,2013 dalam Gatut Rubiono dan Nurida Finahari, 2017:14)[55].
Salah satu strategi yang harus
diimplementasikan oleh pihak manajemen perguruan tinggi adalah membuat
perencanaan dan peningkatan mutu bagi seluruh dosen selama mereka berada dalam
ruang lingkup perguruan tinggi. Untuk sebagian besar dosen, kepastian karir
merupakan hal yang sangat penting karena mereka akan tahu posisi tertinggi yang
akan mereka capai. Dengan demikian mereka akan termotivasi untuk menunjukkan
kinerja terbaiknya dan berusaha terus meningkatkan kemampuannya serta loyal
terhadap perguruan tinggi dimana bernaung (Edy, 2017, dalam Gatut Rubiono dan
Nurida Finahari, 2017:14) .[56]
Gatut Rubiono dan Nurida Finahari
(2017:15) menyatakan bahwa pengembangan kompetensi seorang dosen akan
berpengaruh terhadap tingkat profesionalismenya. Profesionalisme dosen akan
meningkatkan kinerja dan dapat menjadi motivasi bagi peningkatan karirnya.
Kinerja dan karir akan meningkatkan kualitas pembelajaran sebagai bentuk
kontribusi positip bagi lembaga dimana dosen tersebut bernaung. Kinerja dan
karir juga akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan. Hal ini menunjukkan
bahwa peningkatan kompetensi diri seorang dosen juga akan memberikan pengaruh
dan manfaat positip secara berkesinambungan terhadap dirinya sendiri.
BAB
III
METODE
DAN AREA PENELITIAN
A.
Metode
Penelitian
Jenis
penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sugiyono (2012:15) mengatakan
bahwa,
“Metode
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, (sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,
pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan data dilakukan secara
trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif / kualitatif, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.”[57]
Populasi dari penelitian ini adalah
sekolah tinggi teologi REAL Batam, yang mencakup pengelola (yayasan), pengurus
(Ketua, Puket 1, Direktur, Ka.Prodi,Ses.Prodi), Dosen (Dosen Tetap, Dosen Tidak
Tetap), Tenaga Kependidikan.
Sedangkan teknik sampling yang digunakan
adalah purposive sampling dan snowball sampling yang termasuk dalam nonprobability sampling. Nonprobability
Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel.(Sugiyono:2012:122).[58] Purposive
sampling adalah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai
pertimbangan – pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau
penentuan sampel untuk tujuan tertentu.(Muhammad Ali Gunawan,2013:19-20)[59]
Muhammad ali gunawan (2013:20-21) juga
berkata bahwa:
“Snowball
sampling adalah teknik sampling yang semula berjumlah kecil kemudian menjadi
anggota sampel (responden) mengajak para sahabatnya atau menunjuk orang lain
yang menurutnya memiliki informasi yang dibutuhkan untuk dijadikan sampel dan
seterusnya sehingga jumlahnya seperti bola salju yang sedang menggelinding
semakin jauh semakin besar.”
B.
Instrumen
Penelitian
Perekrutan
1. Bagaimana
proses perekrutan dosen dan tenaga pendidikan di STT REAL?
2. Kapan
dilakukan perekrutan?
3. Siapa
yang menentukan kelulusan peserta seleksi?
4. Apa
yang menjadi syarat menjadi dosen dan tenaga kependidikan di stt real?
5. Apakah
proses perekrutan dosen dan tenaga kependidikan selama ini berjalan dengan
baik? Apakah ada sietem kekerabatan atau kekeluargaan dalam perekrutan
tersebut?
6. Bagaimana
gambaran perekrutan dosen 2 (dua) tahun ke depan berdasarkan pertumbuhan jumlah
mahasiswa?
7. Bagaimana
gambaran pertumbuhan perekrutan dosen sejak awal mula berdirinya?
8. Apakah
dosen telah mengajar sesuai dengan bidang pendidikannya masing-masing? Jikalau
belum, mengapa?
9. Apa
saja kendala yang dihadapi dalam melakukan perekrutan dosen dan tenaga kependidikan?
10. Apa
saja faktor pendukung yang dimiliki dalam perekrutan dosen dan tenaga
kependidikan?
Pengembangan
profesionalitas
1. Apakah
seluruh dosen telah memiliki jabatan fungsional? Jika belum, mengapa?
2. Apakah
seluruh dosen telah memperoleh sertifikat dosen? Jika belum, mengapa?
3. Bagaimana
rencana dan proses pelaksanaan pemberian beasiswa, mengikuti seminar dan
pelatihan bagi dosen dan tenaga kependidikan?
4. Apa
kendala yang dihadapi dalam pengembangan profesionalitas dosen dan tenaga
kependidikan?
5. Apa
faktor pendukung yang dimiliki dalam pengembangan dosen dan tenaga
kependidikan?
C.
Teknik
pengumpulan data
Pengumpulan
data dilakukan dengan teknik triangulasi, atau
D.
Validasi
Data
E.
Teknik
pengujian dan analisis data
F.
SEKOLAH
TINGGI TEOLOGI REAL BATAM
1.
Sejarah
dan Perkembangan
2.
Visi,
Misi dan Tujuan
3.
Struktur
Organisasi
4.
Data
Dosen dan Tenaga Kependidikan
5.
Data
Jumlah mahasiswa
6.
Sarana
dan Prasarana
BAB
IV
PEMBAHASAN
A.
Implementasi
Proses Perekrutan Dosen Dan Tenaga Kependidikan STT REAL Batam
1.
Rekrumen
dan Seleksi Dosen
a.
Rekrutmen
Dosen Baru
b.
Rekrutmen
Dosen Tetap
c.
Rekrutmen
Dosen Tidak Tetap
2.
Rekrutmen
dan Seleksi Tenaga Kependidikan
B.
Upaya
Pegembangan Profesionalitas Dosen dan Tenaga Kependidikan STT REAL Batam
1.
Pengembangan
Profesionalitas Dosen
2.
Pengembangan
Profesionalaitas Tenaga Kependidikan
C.
Faktor
Pendukung dan Penghambat Upaya Pengembangan Dosen dan Tenaga Kependidikan STT
REAL Batam
1.
Faktor
Pendukung
2.
Faktor
Penghambat
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
[1] Jan Husada, 2013,
Taksonomi Ilmu Manajemen, ANDI , Yogyakarta.
[2] Suparno Eko Widodo,2015,
Manajemen Pengembangan Sumber Daya
manusia, Pustaka Belajar, Yoyakarta.
[3] https://ristekdikti.go.id/100-besar-perguruan-tinggi-non-politeknik-dan-25-besar-perguruan-tinggi-politeknik-di-indonesia-tahun-2017/
diakses tanggal 7 November 2017
[4] https://banpt.or.id/direktori/prodi/pencarian_prodi
diakses pada tanggal 07 nopember 2017
[5] Tim Penyusun Kamus Pusat
Bahasa,2007, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3 Cetakan 3,Balai Pustaka,
Jakarta
[6] Veitzhal Rivai dan Ella
Jauvani Sagala, 2013, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan : Teori dan Praktek, Rajawali Pers, Jakarta
[7][7]
Michael Amstrong, 2009, Amstrong’s Handbook of management and leadership : a
guide to managing for result, Kogan Page, London and
[8] Husaini usman, 2014,
Manajemen : Teori, Praktek dan Riset pendidikan Edisi 4, Bumi Aksara,Jakarta.
[9] T, Hani Handoko,
2012,Manajeman Edisi 2, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.
[10] Wukir, 2013, manajemen
sumber daya manusia dalam organisasi sekolah, Multi Pressindo, Yogyakarta
[11] Veitzhal Rivai dan Ella
Jauvani Sagala, 2013, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan : Teori dan Praktek, Rajawali Pers, Jakarta
[12] Priyono dan Marnis, 2008,
Manajemen Sumber Daya Manusia, Zifatama Publisher, Sidoarjo.
[13]
Taufiqurokhman,2009,Mengenal Manajemen Sumber Daya Manusia, FISIP Universitas
Prof.Dr. Mustofo Beragama.
[14][14]
Wilson Bangun, 2012,Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga, Jakarta.
[15] Wukir, 2013, manajemen
sumber daya manusia dalam organisasi sekolah, Multi Pressindo, Yogyakarta
[16] Malayu S.P Hasibuan,
2014, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta.
[17] Dian Wijayanto, 2012,
pengantar manajemen, Gramedia, Jakarta
[18] Malayu S.P Hasibuan,
2014, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta
[19] R. Wayne Mondy, 2016,
Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 8,
Erlangga, Jakarta.
[20] Sulthon Masyhud, 2014,
Manajemen Profesi kependidikan, Kurnia kalam Semesta, Yogyakarta.
[21] Yety Heryati dan Mumuh
Muhsin, 2014, Manajemen Sumber Daya Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung
[22] Husein Umar, 2000,Riset
Sumber Daya Manusia,, Gramedia, Jakarta
[23] Priyono dan Marnis, 2008,
Manajemen Sumber Daya Manusia, Zifatama Publisher, Sidoarjo.
[24] Veitzhal Rivai dan Ella
Jauvani Sagala, 2013, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan : Teori dan Praktek, Rajawali Pers, Jakarta
[25] R. Wayne Mondy, 2016,
Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 8,
Erlangga, Jakarta.
[26] Sulthon Masyhud, 2014,
Manajemen Profesi kependidikan, Kurnia kalam Semesta, Yogyakarta.
[27] Veitzhal Rivai dan Ella
Jauvani Sagala, 2013, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan : Teori dan Praktek, Rajawali Pers, Jakarta
[28] Wilson Bangun,
2012,Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga, Jakarta.
[29] Priyono dan Marnis, 2008,
Manajemen Sumber Daya Manusia, Zifatama Publisher, Sidoarjo.
[30] Veitzhal Rivai dan Ella
Jauvani Sagala, 2013, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan : Teori dan Praktek, Rajawali Pers, Jakarta
[31] Dian Wijayanto, 2012,
pengantar manajemen, Gramedia, Jakarta
[32] Husein Umar, 2000, Riset
Sumber Daya manusia, Gramedia, Jakarta.
[33] R. Wayne Mondy, 2016,
Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 10,
Erlangga, Jakarta
[34] International Labour
Office, 2013, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Kerjasama dan Usaha yang
Sukses,ILO,Jakarta
[35] Sentot Imam Wahjono,
2015, Manajemen Sumber Daya Manusia, Salemba Empat, Jakarta.
[36] Wilson Bangun,
2012,Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga, Jakarta.
[37] Ismail Solihin, 2016,
Pengantar Manajemen, Erlangga, Jakarta.
[38] Sondang P siagian, 2014,
manajemen sumber daya manusia, bumi aksara,Jakarta
[39] R. Wayne Mondy, 2016,
Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 8,
Erlangga, Jakarta
[40] Dian Wijayant4o, 2012,
pengantar manajemen, Gramedia, Jakarta
[41] R. Wayne Mon5dy, 2016,
Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 8,
Erlangga, Jakarta.
[42] Edy Sutrisno, 20614,
Manajemen Sumber Daya Manusia, Kencana, Jakarta.
7
[43] Wilson Bangun,
2012,Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga, Jakarta.
[44] Sondang P siagian, 2014,
manajemen sumber daya manusia, bumi aksara,Jakarta
[45] R. Wayne Mondy, 2016,
Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 8,
Erlangga, Jakarta.
[46] Veitzhal Rivai dan Ella
Jauvani Sagala, 2013, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan : Teori dan Praktek, Rajawali Pers, Jakarta.
[47] Luky Wijayanti, 2017, pengaruh implementasi startegi pengembangan
dosen dan dukungan organisasi terhadap profesionalisme dosen (studi pada dosen
fakultas ekonomi di universitas islam malang) warta ekonomi vol. 07 no 17
februari 2017, hal 33-46
[48] T. Hani Handoko, 2012,
Manajemen Edisi 2, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.
[49] Tim Penyusun Kamus Pusat
Bahasa,2007, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3 Cetakan 3,Balai Pustaka,
Jakarta
[50]
Resi Permana Sari, Rina Moestika Setyaningrum,
dan siti sundari, 2014, Model hubungan kompetensi, profesionalisme dan kinerja
dosen, Jurnal Bisnis, Manajemen & Perbankan, Vol. 1 No. 2
Edisi September 2014:157-174 ISSN
2338-4409
[51] Gatut
Rubiono dan Nurida Finahari, 2017,Dosen:prfil-profil sederhana dalam profesi
yang rumit, Jurnal Analisis Sistem Pendidikan Tinggi,
VOL. 1 NO. 1 2017, pp. 11-16, © Forum Dosen Indonesia, ISSN 2580-5339
[52]
Luky Wijayanti, 2017, pengaruh implementasi
startegi pengembangan dosen dan dukungan organisasi terhadap profesionalisme
dosen (studi pada dosen fakultas ekonomi di universitas islam malang) warta
ekonomi vol. 07 no 17 februari 2017, hal 33-46
[53] Resi
Permana Sari, Rina Moestika Setyaningrum, dan siti sundari, 2014, Model
hubungan kompetensi, profesionalisme dan kinerja dosen, Jurnal Bisnis,
Manajemen & Perbankan, Vol. 1 No. 2 Edisi September 2014:157-174 ISSN 2338-4409
[54] Luky
Wijayanti, 2017, pengaruh implementasi
startegi pengembangan dosen dan dukungan organisasi terhadap profesionalisme
dosen (studi pada dosen fakultas ekonomi di universitas islam malang) warta
ekonomi vol. 07 no 17 februari 2017, hal 33-46
[55] Gatut Rubiono dan Nurida Finahari,
2017,Dosen:prfil-profil sederhana dalam profesi yang rumit, Jurnal Analisis Sistem Pendidikan Tinggi, VOL. 1 NO. 1 2017, pp.
11-16, © Forum Dosen Indonesia, ISSN 2580-5339
[56] Gatut Rubiono dan Nurida Finahari,
2017,Dosen:prfil-profil sederhana dalam profesi yang rumit, Jurnal Analisis Sistem Pendidikan Tinggi, VOL. 1 NO. 1 2017, pp.
11-16, © Forum Dosen Indonesia, ISSN 2580-5339
[57] Sugiyono, 2012, metode
penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R &D, Alfabeta,Bandung
[58] Ibid
[59] Muhammad Ali Gunawan,
2013, Statistik untuk penelitian pendidikan,parama publishing, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar